Selasa, 29 Mei 2012

repotnya jadi guru di TK...
hhaadddeeeewww
sabar ya teman- temankuh
akuh gg kuat...
hehe


Surat kecil buat IBU
Bu, aku ingin membahagiakanmu. Aku ingin kau tersenyum di hari wisudaku, menatap bangga anakmu memakai toga kebesaran. Dan ibu menciumku, menggumamakan sesuatu, yang pasti do’a ,yang kutahu tak pernah lupa untuk ibu panjatkan.

Bu, aku tak ingin menangis. Tapi entah mengapa aku menangis menuliskan ini. Apakah karena aku belum bisa memberi yang terbaik buat ibu. Bu, aku cinta ibu, aku cinta ibu karena Allah. Tahukah ibu, itu kalimat siapa? Itu adalah kalimat Delisa yang ia ucapakan pada ummi dan abinya. Ah, ibu tak akan tahu siapa delisa itu. Dia anak-anak yang masin berusia 6 tahun bu. Ia hanyalah tokoh rekaan dalam sebuah novel (ibu tahu novel tidak?). Tapi mengapa ia terasa begitu nyata bagiku, ia terasa hidup, ia seolah anakku, seolah adikku, dan seolah diriku sendiri. Saat itu bu, aku tak kuasa untuk tak menangis saat membacanya. Aku ingat ibu, betapa dulu aku tak terpikirkan mengucapkan kalimat seindah itu pada ibu. Saat aku seusia Delisa.

Bu, bagaimana kabar ibu sekarang, di saat aku jauh dari ibu aku justru selalu ingat ibu. Mungkin ini semua wajar, tapi tidak bagiku, ah akan sangat sulit menjelaskannya bu.

Bu, kadang aku rindu masa kecilku . Aku rindu saat ibu mengangkatku tinggi tiap kali ibu selesai memandikanku. Aku rindu saat ibu mengajakku bepergian, di sebuah angkutan umum, ibu begitu bangganya bercerita tentang aku pada penumpang. Ya memang tiap kali di angkutan umum bersama ibu, banyak penumpang yang sering tanya tentang aku. Ibu tak pernah berkeberatan apabila ada orang yang belum begitu ibu kenal memegangiku.

Bu, menjadi dewasa adalah menjadi seseorang yang harus berani bertanggung jawab. Dulu sewaktu kecil aku selalu meminta pembenaran dari ibu tiap kali melakukan sesuatu yang tidak biasa. Ah masih ingatkah ibu, dulu tiap kali aku ingin membatalkan puasa (setelah bandel di siang bolong ramadhan bermain dan berlarian bersama teman-teman yang membuatku kehausan) aku selalu meminta pertimbangan ibu. Lama waktu itu aku merajuk, sampai akhirnya ibu luluh dan berkata : ya sudahlah. Aku tak pernah berani untuk sembunyi-sembunyi membatalkan puasaku, karena ibu tak pernah mengajarkan seperti itu . Dan sekarang bu, aku harus memutuskan sendiri tindakanku. Lalu akupun harus mempertanggungjawabkan sendiri tindakanku itu. Sekarang aku harus bisa menjaga diriku sendiri bu. Berat, berat sekali bu. Aku harus bisa menopang kedua kakiku agar tidak tergelincir, menjaga mulutku agar tidak kebablasan. Menjaga semuanya bu. Aku membayangkan begitu beratnya ibu harus menjaga ketiga anak ibu.

Bu, kemarin saat terakhir kali aku pulang, ibu mengeluhkan kaki ibu yang linu-linu. Sekujur kaki (entah yang kanan atau kiri, aku lupa). Saat itu aku terdiam bu, aku tak punya jawaban untuk itu, aku hanya menduga-duga apa penyebabnya itu. Ah andaikan aku dokter bu, mungkin aku bisa menjadi lebih bermanfaat bagi ibu kala itu, tapi aku hanyalah seorang mahasiswa yang hanya bisa menghabiskan uang ibu saja.  Tak begitu tahu masalah linu-linu.

Tapi ibu tak pernah sedih kan. Ibu menerima semua penyakit yang diberikan Allah itu dengan (ah sekali lagi) senyuman. Bahwa itu ujian Allah. Ibu tak pernah menyerah, itu bukanlah sebuah alasan untuk ibu menghentikan aktifitas ibu (walaupun ibu semain kesulitan berjalan). Tak ada yang bisa menghentikan ibu.  Bu, aku terenyuh memandangnya kala itu, memandang langkahmu yang tidak lagi tegap karena lebih banyak bertumpu pada satu kaki.

Aku takut bu, aku takut saat itu tak dapat kutemui. Aku takut aku belum sempat membahagiakan ibu. Aku takut ibu tak sempat menikmati buah dari perjuangan ibu itu. Aku tahu bu, ketakutanku tak beralasan sekali. Karena mungkin aku bisa saja mendahului ibu, tapi ah tetap saja bu, ketakutan itu, ketakutan melihat kerut diwajah ibu yang kian rata, ketakutan melihat gigi ibu yang semakin banyak yang tanggal, dan kemarin, ketakutan melihat langkah ibu yang semakin terhuyung-huyung digerogoti rematik. Ah aku takut bu. Bahkan semakin takut tiap kali aku mengingat dulu tiap kali ibu mengeluhkan kaki ibu yang sering linu dan meminta diolesi balsem sambil dipijiti, aku melakukannya dengan malas-malasan sambil bilang : dibuat tidur juga sembuh (yang langsung kau balas: mana mungkin bisa tidur nak kalau kaki linu begini). Padahal bu, padahal kau selalu ikhlas tiap kali mengurut kakiku yang keseleo.

Bu, apa yang ibu lakukan sekarang. Sudahkah ibu istirahat, sudahkah ibu sejenak mengistirahatkan kaki ibu. Ah kau memang tak pernah istirahat bu. Tiap kali kau merebahkan badan, ada saja yang menganggumu (termasuk aku), menanyakan hal-hal kecil, mengadu hal-hal kecil, meminta pertimbangan-pertimbangan. Kau memang muara segala hal bu. Semuanya akan menjadi ringan bila dilaporkan padamu. Kau selalu menenangkan . Entahlah, mungkin itu senjata yang diberikan Allah pada semua ibu di muka bumi. Kau tak perlu banyak berkata-kata, kau cukup memandang, dengan wajah teduhmu, dan subhanallah, semuanya terasa ringan kembali. Semuanya seolah bukanlah beban. Semua itu bu, semuanya, membuat aku bertambah sayang pada ibu.Aku mencintaimu bu, walau itu tak pernah terucap. Sama halnya kau tak pernah mengucap kata cinta pada anak-anakmu , tapi aku tahu kau mencintai kami bu. Kecintaanmu bahkan tak terwakili oleh kata cinta itu sendiri.

Akhirnya hanya itu yang mungkin bisa kuberikan bu. Semuanya menguap. Aku tergugu. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Terlalu banyak kasih sayangmu yang coba aku ceritakan. Terlalu beragam senyummu yang coba aku terjemahkan. Semuanya terlalu sesak. Tak akan muat dalam lembaran kertas.

Maafkan anakmu ini bu, karena bahkan sampai segede ini masih sering merepotkanmu.

Dan jika waktu bisa berputar ke belakang, sungguh bu, aku ingin kembali terlahir dari rahimmu.
                                                                                                           1 April 2012,
                                                                                                                     Anakmu
                                                                                                                              Milati

Selasa, 08 Mei 2012

kuis ilmu komunikasi


NAMA : MILATI NURI MARDHATILLAH
NIM : 108554282
KELAS : PAP 10 B
            ILMU KOMUNIKASI

11.       Gambar skema komunikasi organisasi pendidikan. Menurut pemahaman anda dan jelaskan.
22.    Jelaskan proses awal hingga akhir pada seorang MC.
 J3. Jelaskan factor – factor komunikasi untuk memotivasi siswa dalam belajar mengajar.
S
Jawab
 Sebuah sekolah akan mengadakan rapat pertemuan dengan orang tua siswa untuk membahas uang pembangunan sekolah. Kepala sekolah member tugas agar dikomunikasikan dengan orang tua siswa dengan cara memberi undangan rapat. Dengan proses pemberian undangan sebagai  media komunikasi dengan pesan untuk pembahasan rapat uang sekolah. Setelah pesan disampaikan ada proses tertujunya objek komunikasi yaitu siswa dan wali murid. Setelah itu mendapat respon dari orang tua untuk menghadiri rapat dan mengeluarkan pendapat pembayaran uang sekolah. Lalu mendapat feedback untuk pembayaran uang sekolah dari orang tua melalui siswa ke sokolah.

2.      Proses MC
a.       Penguasaan Acara
Penguasaan acara merupakan kunci keberhasilan MC. Artinya MC harus mengetahui acara yang baku menurut pakem. Sehingga kalau (1) kalau diundang rapat dapat
menjelaskan secara rinci, gamblang, serta praktis, (2) tidak akan mudah terombangambingkan oleh pendapat (orang lain atau panitia), (3) menyampaikan acara secara urut dan runtut.
b.      Rona Bahasa Dan Sastra
Bahasa dan sastra juga merupakan unsur utama bagi MC. Bahasa yang tertata runtut,
diiring dengan susastra (rona bahasa dan sastra) dapat memikat dan mengikat para hadirin.
c.       Persiapan mental
Menyiapakan diri untuk percaya diri didepan audience.
d.      Anggun, Ramah, Dan Sopan
Anggun artinya enak dipandang dan senantiasa mempesona hingga mata tak kan beralih pandang. Agar enak dipandang cara berbusana dan bersikap harus dijaga sesuai dengan tuntutan dan situasi acara. Ramah artinya senyum, salam, dan sapa (3S). Senyuman merupakan daya pikat dalam bergaul. Sopan, terutama pada perilaku. Sikap menghormati dan menghargai senantiasa dijaga,dalam berbicara, berdiri, duduk, berjalan, dsb.
e.       Saat Acara
Acara harus sesuai dengan penguasaan tema acara dan tersusun urut.
f.       Saat selesai acara
MC yang peduli akan penampilan, harus mengevaluasi kembali apa yang kurang dan lebihnya untuk segera diperbaiki.
3.      Faktor – faktor memotivasi siswa
a.       Memberi pujian atas pekerjaan yang telah diselesaikan siswa.
b.      Memberi penilaian atas pekerjaannya.
c.       Memberi dorongan untuk semakin maju dalam perkembangan belajarnya.
d.      Memberi evaluasi terhadap tingkah laku, tugas, dan sikap siswa.
e.       Memberi perhatian kepada siswa yang kurang aktif.

Senin, 07 Mei 2012



Surabaya, April 20 2012



 To:
 Devisi HRD PT. Astra Intl Tbk Sak lor Prapatan Bang iJo


Dear Sir or Madam,
With kindly I would like introduce my self in order to join in your company as MT-Finance&Administration and I send this application to offer my service.
 Name                          : Milati Nuri Mardhatillah
 Place and Birth Date  : Lamongan, September 01 1993
 Age                            : 19 years old
 Address                      : JL.Ketintang Timur 3 / 34,Surabaya
Handphone                 : +6285648042986
 Email Address           : milaty_nourey @yahoo.co.id
Maritial Status             : Single
Education                    : Economic Education at University of Surabaya
GPA                            : 3,56
I am tough, discipline, hard working, and communicative person. I can take pride in my self and my work, and cope well with high stress situations. I feel that my ability.
I would welcome the opportunity to explore how my experience could best meet your needs. I would gladly welcome an opportunity to have an interview at your convenience, so we could discuss about my qualifacations further and in detail.
 I hope to hear from you if you have an opening for someone with my qualifications. Thank you every much for your considerations.


 Your faithfully,


Milati Nuri M
Curriculum Vitae

Personal Details
Full Name                   : Milati Nuri Mardhatillah
Sex                              : Female
Place, Date of Birth    : Surabaya, September 01, 1993
Nationality                  : Indonesia
Marital Status              : Single
Height, Weight           : 160 cm, 49 kg
Health                         : Perfect
Religion                       : Moslem
Address                       : Jl. Ketintang Timur gang 3,No.34, Surabaya
Mobile                         : +6285648042986
E-mail                          : Milaty_nourey@yahoo.co.id


Educational Background
1998 - 2004 : SD N Daliwangun, Lamongan
2004 - 2007 : SMP N 2 Sugio, Lamongan
2007 - 2010 : SMA N 1 Kedungpring, Lamongan
2010 - Now : Ecomomic Education at University of Surabaya

Course & Education
1999 - 2000 : Computer & Internet Course at Puskom Gilland Ganesha, Surabaya
2000 - 2003 : English Language Course at LBA Gilland Ganesha, Surabaya
2005 - 2006 : Tax Course (Brevet A & B) di FAIUP, Surabaya

Qualifications
Accounting & Administration Skills (Journal Printing & Calculation, Ledger, Petty Cash Payroll & Calculation, Inventory Controls, Project Data Updating, Teller, Salary Caldulation).
Taxation System.
Computer Literate (MS Word, MS Excel, MS Power Point, MS Access, MS Outlook).
Internet Literate.

Working Experience
Working at PT. Seminyak, Surabaya
Purpose : Permanently working
Position : Accounting & Taxation staff





Job's Description :
Payroll Staff ;
Project's data updating ;
Business correspondences ;
Expatriates documentation filling & follow up ;
Translation ;
Appointment arrangement ;
Filling anda data updating ;
Arranged of business trip schedule ;
Meeting budget arrangement ;
Procurement filling, inventory control, and administration asistant ;
Preparing for breakdown statement for the project, preparing intern finance circular correspondences, and preparing for the presentation materials ;
Issuing invoice & receipt for vendor and customers ;
Inventory Controller ;
Preparation of purchase requirement and purchase order ;
Invoice & payment arrangement.


Surabaya,


Milati Nuri M

Minggu, 26 Februari 2012

lamaran pekerjaan


Surabaya, 16 Februari 2012
Perihal             : Lamaran Pekerjaan
Lamp               :
Kepada Yth,
Kepala Bagian Personalia
PT. Anugerah Indah
Jl. Perjuangan No.63 Kebon Jeruk
Jakarta 11530

Dengan hormat,
Menanggapi iklan Anda di harian Kompas terbitan tanggal 15 Februari 2012 untuk posisi sekretaris, saya ingin menawarkan diri saya untuk posisi tersebut.
 Nama Lengkap                       : Milati Nuri Mardhatillah
Tempat, tanggal lahir                : Lamongan, 1 September 1993
 Agama                                   : Islam
 Alamat                                  : Ketintang Timur Gang 3 no.34
 Telpon                                  : 085648042986 (Handphone)
Dengan ini mengajukan lamaran pekerjaan sebagai sekertaris di perusahaan Bapak/Ibu.
Sebagai bahan pertimbangan, dalam surat lamaran ini saya lampirkan:
1.      1 lembar Daftar Riwayat Hidup
2.      1 lembar salinan Surat Keterangan Berkelakuan Baik
3.      1 lembar salinan Ijazah terakhir
4.      3 lembar pas foto terakhir ukuran 4 x 6
Besar harapan saya, agar Bapak/Ibu bersedia meluangkan waktu untuk wawancara, sehingga saya dapat memperkenalkan diri. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

……………………

Selasa, 21 Februari 2012


HUMAN CAPITAL MANAGEMENT
A.       Pengertian
HCM(Human Capital Management) adalah proses untuk menjadikan people sebagai capital penting organisasi dengan tingkat yang lenih optimal dan lebih tajam.
HCM,konsentrasinya adalah meningkatkan kualitas SDM melalui pengembangan talent dan kompensasi untuk ditajamkan hubungannya dengan pencapaian organisasi.
HCM mestinya bukan dijadikan sebagai jabatan atau posisi, tetapi idealnya adalah kesadaran strategis untuk semua orang yang menduduki level atasan, dari mulai staff senior sampai leader. Artinya mau organisasi kita itu hanya 5 orang atau 50 orang, kesadaran untuk menerapakan strategi HCM ini tetap perlu dimunculkan, walaupun mungkin kita merasa belum perlu ada HDR-HDR-an.
            Kenapa? Alasannya sangat sederhana. Secara ilmiyahnya, orang itu hanya akan menjadi capital kalau dia mengembangkan dirinya (mengkapitalisasikan dirinya) atau disentuh oleh proses yang mengarahkan dia untuk menjadi capital (internal dan ekstenal). Capital sendiri disisni pengertiannya adalah the storage of useful assets. Sangat sulit kita mengharapkan orang agar menjadi capital jika inisiatifnya untuk mengembangkan diri lemah atau tidak disentuh oleh proses yang membuat mereka berkembang.

B.       Dimulai Dari Pandangan
Ketika hendak menerima seorang menjadi sebagai pegawai, pandangan kita menjadi titik awal yang sangat menentukan. Pandangan akam menentukan bentuk perlakuan. Maksudnya pandangan disini bukan pandangan mata, tentunya, tetapi pandangan dalam arti bagaimana kita mendefinisikan calon. Ketika kita mendefinisikan mereka sebagai pencari kerja yang patut dikasihani, kita berposisi tangan di atas dan mereka sebagai tangan di bawah, atau berbagai pandangan yang me-looking-down-kan mereka akan sangat mungkin kita sulit memperlakukan mereka sebagai capital penting untuk dikembangkan.
Tapi, coba kalau kita mendefinisikan mereka dari awal sebagai calon pemain sepak bola yang sudah punya talenta atau potensi untuk digali demi kehebatan klub kita? Pasti spirit batin kita akan beda. Spirit inilah yang membedakan. Spirit melahirkan sikap, sikap melahirkan tindakan dan tindakan melahirkan hasil.
Untuk menghindari pandangan looking down yang berlebihan, kita bisa lari kepijakan spiritual. Misalnya kita membangun kesimpulan bahwa mungkin Tuhan punya rencana khusus kenapa orang ini dikirim ke kita. Mungkin kebaikannya dan kekuatannya masih tersembunyi.
Intinya, kita perlu membangun berbagai perspektif yang mempositifkan spirit, sikap, dan perlakuan sehingga bisa mengarahkan mereka menjadi capital. Jika dipijakan spiritual itu kita khawatirkan berlebihan yang berarti akan kurang baik, ,kita perlu melakukan assessment oleh lembaga professional, mau yang berbasis  psikologi atau manajemen.
Assessment akan member peta yang lebih akurat secara saitifik mengenai apa kelebihan, kekurangan, kemungkinan yang bisa dikembangkan sehingga pandangan kita lebih terbimbing. Kita perlu menjadikan hasil assessment itusebagai alat eksplorasi yang membuka bebagai kemungkinan bukan alat penghakiman yang membatasi.
C.       Diteruskan Dengan Pengelolaan
Dalam banyak hal, orang itu menjadi capital atau tidak dalam organisasi, lebih sering karena dinamika atau gesekan yang terjadi didalamnya. Ada yang garbage-in lalu menjadi golden-out. Tapi juga malah ada yang sebaliknya. Ini tergantung gesekan itu. Artinya tidak berarti kalau kita sudah mendapatkan orang yang qualified lantasn pasti menjadi capital. Ini belum tentu. Jika pengelolaannya salah, lemah, atau buruk, bisa-bisa akan berbalik atau berubah.
Ini belaku juga pada orang-orang yang kini kita  miliki, maksudnya yang sudah bekerja lama di kita. Walau kita anggap mereka sebagai asset, tapi bisa saja menjadi ancaman jika pengelolaannnya keliru. Karena itu, pengelolaan menjadi langkah penting dalam operasi HCM.

Pengembangan(people development) menjadi vital. Jika orang-orang tidak menerima pengembangan, kemungkinannya adalah ketinggalan dengan tuntutan atau menjadi beban seiring dengan pelapukan yang terjadi. Jika orang itu mengembangkan dirinya sendiri, hasilnya boleh jadi tidak sinkron dengan tujuan organisasi.
Supaya people menjadi capital tentu tidak cukup dengan hanya dikembangkan. Harus ada proses yang disebut pengerahan(people deployment). Tentu, yang perlu dikerahkan adalah kapasitas atau capital didalam dirinya melalui tugas, target, atau tanggung jawab yang menantang. Dalam prakteknya, penembangan dan pengerahan saja masih belum cukup. Yang tidak kalah pentingnya adalah penjagaan(people retainment). Tanpa penjagaan yang baik, akan ada hengkang atau dibajak.
Soal teknik penjagaan itu, ini bisa kita susun secara ilmiyah dan bisa alamiyah, tergantung keadaan, kebutuhan, dan kemampuan. Misalnya kita member imbalan berdasarkan kalkulasi yang klir (ilmiyah) atau memberikan perlakuan  yang sangat kind dan human. Atau, menggabungkan keduanya. Menggabungkan teknik penjagaan itu menjadi penting karena dalam banyak kasus imbalan material bukan satu-satunya penahan atau penjaga yang bisa diandalkan. Untuk kelompok orang dengan kualifikasi tertentu, kesempatan untuk berkembang malah sering dipahami sebagai cara menjaga yang baik.    
D.       Dilanjutkan Lagi Dengan Koordinasi
      Proses HCM tidak berhenti pada pandangan dengan pengelolaan. Menajamkan hubungan melalui langka-langka koordinasif juga vital jika kaitanya adalah bagaimana supaya seluruh orang di dalam organisasi itu menjadi capital bagi organisasi, bukan bagi individu. Bentuk rill koordinasi yang paling dibutuhkan adalah bagaimana menghubungkan seluruh proses yang kita lakukan itu menjadi core competency organisasi, dari mulai penerimaan sampai pengelolaan, yang sifatnya sangat dinamis. Atau kalau meminjam istilah yang dipakai oleh pakar dari SAP dan Accenture (White paper: Human Capital Management: managing and maximizing people to Achive high Performance:2005), koordinasi disini pengertianya adalah bagaiman seluruh preoses itu berakhibat pada business result yang bagus.
     Praktek organisasi sering membuktikan bahwa tidak semua people process yang bagus itu langsung dan otomatik akan melahirkan business result yang bagus. Supaya ini tidak terjadi pada kita, maka koordinasi yang sifatnya dinamis sangat di butuhkan. Bahkan ada juga riset industry yang berhasil mengungkap bahwa tidak semua orang dengan kepuasan kerja dan kinerja tidak diciptakan hubungan kausatif yang otomatif sehigga perlu koordinasi.
Dengan melihat orang sebagai asset, lalu kita kembangkan dengan baik, kemudian kita perilakukan dengan baik, belum tentu membuat orang-orang kita menghasilkan business result yang baik atau ora competency yang baik bagi organisasi. Jadi, tetap butuh koordinasi yang baik.
E.       Hambatan vital
                    Walaupun HCM ini memuat gagasan mulia dan dimuliakan oleh semua organisasi, tetap untuk me-landing-kannya ke bumi, tidaklah mudah. Bahkan dalam praktek, modal material itu lebih jauh lebih kita utamakan ketimbang modal SDM. Pendorongnya bisa jadi berakar pada hal-hal yang sangat sederhana. Kalau misalnya kita punya modal material senilai 1 M, modal itu sudah langsung bisa kit gunakan dan sesuka-suka kita. Modal materi tidak punya hak untuk proses ke kita. Bahkan kalau kita simpan di Bank sakali pun, modal itu bertambah sendiri tanpa pakai mikir.
          Tapi untuk modal SDM, modalnya sendiri masih berupa potensi,alias bahab baku, nmanya bahan baku, dia belum bisa langsung digunakan. Sudah begitu, potensi itu bisa berubah menjadi modal, menjadi beban, atau menjadi ancaman. Ini yang membuat factor SDM menjadi yang pertama kali kita perlu disingkirkan ketika perusahaaan menghadapi goncangan.
        Selain harus menghadapi kenyataan seperti diatas, hambatan untuk membumikan gagasn HCM juga datang dari tidak seimbangnya jumlah orang yang berkomitmen untuk merealisasikannya. Kalau memakai angka yang diformulasikan Zohar dan Marshall(spiritual capital:2005), jumlah orang yang berkomitmen untuk merealisasikan HCM dalam organisasi idealnya adalah: perlu ada 2-5% jumlah pimpinan?pendiri yang menjadi kesatria, perlu ada 10% jumlah orang yang menjadi master professional,manajer,dst, dan perlu didukung oleh 80% pengikut (pegawai atau staff).
       Angka diatas bukanlah angka mutlak, tetapi lebih pada angka yang memberikan massage tertentu dimana realisasi HCM itu tidak mungkin hanya dilakukan oleh sebgaian kecil pimpinan , sedikit pelaksana, dan sedikit pengikut. Idealnya harus menjadi kesadaran bersama dan didukung oleh sebagian besar anggota organisasi.